Les Bahasa Belanda

UJIAN BASISEXAMENINBURGERING A1

Beberapa orang cukup kewalahan dalam mempersiapkan Ujian Basisexamen Inburgering. Tapi sebagian lagi bingung, itu ujian apa sih? Mungkinkah ...

Saturday, September 6, 2025

Jam Gadang: Hadiah dari Belanda yang Kini Menjadi Identitas Lokal

 


 

Bukittinggi, sebuah kota sejuk di dataran tinggi Sumatera Barat, memiliki ikon yang tak terlupakan oleh waktu: Jam Gadang. Monumen megah yang berdiri kokoh di pusat kota ini bukan sekadar penunjuk waktu, melainkan saksi bisu perjalanan sejarah panjang yang penuh liku. Namun, tahukah Anda, Jam Gadang yang kini menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau ternyata adalah sebuah hadiah dari pemerintah kolonial Belanda?

Nama “Gadang” ternyata diambil dari Bahasa Minangkabau yang memiliki arti besar yang tentu saja mengacu pada ukurannya yang sangat besar dan megah. Jam ini dibangun pada tahun 1926 dan didirikan atas perintah Ratu Wilhelmina dari Belanda sebagai hadiah untuk Sekretaris Fort de Kock (nama lama Bukittinggi), HR Rookmaaker.

(Ratu Wihelmina pemberi Jam Gadang)

Arsiteknya yang bertanggung jawab membangun Jam Gadang adalah putra asli Minangkabau, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunan jam ini menelan biaya 3.000 gulden dengan tidak menggunakan rangka besi atau semen, melainkan campuran unik dari batu kapur, putih telur, dan pasir. Ternyata, campuran ini dipercaya memberikan kekuatan rekat luar biasa pada bangunan, lho sobat. Wah, kira-kira berapa banyak telur yang dihabiskan untuk pembangunan jam ini ya?

Pada awalnya, Jam Gadang dirancang dengan gaya Eropa, lengkap dengan patung ayam jantan di puncaknya. Namun, seiring berjalannya waktu dan pergantian kekuasaan, bentuk atapnya pun ikut berubah. Saat pendudukan Jepang, atapnya dirombak menyerupai kuil-kuil Jepang. Lalu, setelah Indonesia merdeka, atapnya diubah kembali menjadi atap bagonjong, ciri khas rumah adat Minangkabau. Perubahan ini bisa dibilang menjadi simbol dari transformasi Jam Gadang: mulai dari hadiah kolonial hingga saat ini menjadi ikon identitas budaya lokal Indonesia.

Lebih dari sekedar menara jam, ternyata Jam Gadang menyimpan banyak fakta menarik yang jarang diketahui, nih sobat. Berikut min KP rangkum untuk para sobat KP:

  • Mesin Kembar Big Ben = Mesin penggerak Jam Gadang adalah buatan pabrik Vortmann Recklinghausen, Jerman. Kerennya mesin ini hanya diproduksi dua unit saja di dunia. Satunya lagi digunakan untuk menggerakkan menara jam paling terkenal di dunia, Big Ben di London!
  • Angka Romawi yang Ganjil = Jika sobat KP perhatikan baik-baik, angka empat pada Jam Gadang ditulis dengan empat huruf "I" (IIII), bukan "IV" seperti yang digunakan dalam angka Romawi. Wah unik banget ya sobat, tapi kira-kira kenapa ya?
  • Lokasi Strategis dan Makna Filosofis = Jam Gadang berdiri di tengah Taman Sabai Nan Aluih dengan tinggi 26 meter yang menjadikannya ikon megah di titik nol Kota Bukittinggi yang ramai.

Sekarang, Jam Gadang bukan lagi sekedar ”hadiah”, tapi telah menjadi ikon yang perpaduan budaya Eropa dan Nusantara, yang melambangkan ketangguhan masyarakat Bukittinggi dalam menghadapi perubahan zaman. Jadi, Apakah ada diantara sobat KP yang pernah mengunjungi Jam Gadang? Atau ada cerita menarik tersendiri saat berkunjung ke sini?

 

Referensi:

https://westsumatraexplorer.com/sejarah-dan-keindahan-jam-gadang-bukittinggi/

http://bpakhm.unp.ac.id/jam-gadang-the-pride-monument-of-the-city-of-bukittinggi/

https://www.detik.com/sumut/wisata/d-7285988/sejarah-dan-fakta-jam-gadang-bukittinggi-landmark-di-sumatera-barat.

https://travel.detik.com/travel-news/d-6624129/metamorfosis-atap-jam-gadang-dari-gaya-belanda-jepang-hingga-minang

https://oldstory189.blogspot.com/2010/03/sejarah.html

https://regional.kompas.com/read/2022/01/18/121117278/7-fakta-menarik-jam-gadang-mesin-cuma-2-di-dunia-hingga-misteri-penulisan

 

 

 

No comments:

Post a Comment