Haloo sobat KP! Kali ini min KP
bakal bahas tentang sejarah industri tekstil, yang ternyata jadi salah satu
industri penting buat perekonomian Indonesia. Ternyata, di balik kebesaran industri
ini, ada sejarah panjang yang melibatkan Belanda di dalamnya. Penasaran?
Yuk bahas tuntas tentang Belanda dan tekstil di Indonesia!
Jadii, industri tekstil di
Indonesia itu punya sejarah yang panjang banget, sobat. Dulu, waktu zaman
penjajahan Belanda, pasar kita tuh dibanjiri sama tekstil, tapi impor.
Ya, bayangin aja, semua baju, kain, dan bahan tekstil lainnya tuh datang dari
luar negeri. Tapi kok bisa? Awalnya gimana, sih? Nah semua berawal dari masyarakat
Indonesia zaman dahulu yang ga kenal sama yang namanya industri tekstil.
Kondisi ini terjadi karena mereka harus membuat sendiri semua kebutuhan tekstil
seperti pakaian atau sprei, sedangkan aktivitas menenun (membuat tekstil) cuma
dilakuian saat waktu luang setelah pekerjaan utama selesai. Dan kondisi (kesusahan
mendapatkan tekstil) dialami oleh seluruh kaum pribumi, tapi engga dengan para
penjajah Belanda. Para penjajah Belanda lebih memilih mengimpor kain
atau pakaian yang bergaya Eropa ke Indonesia. Kondisi instan ini gak cuma bikin
Belanda terlena, tapi juga mulai mempengaruhi masyarakat pribumi. Kegiatan
impor terus berlangsung, bahkan sampai ke desa-desa. Apalagi dengan adanya Terusan
Suez yang mempercepat jalur perdagangan, tekstil impor makin membanjiri
pasar Indonesia. Penduduk yang pada 1920-an mencapai 51 juta jiwa jadi
sasaran empuk para pebisnis tekstil luar untuk menjual barangnya di Indonesia.
(Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)
Pemerintah Hindia Belanda akhirnya
sadar kalau kita butuh industri tekstil sendiri. Langkah pertama yang mereka
lakukan adalah dengan mendirikan Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)
atau saat ini disebut sebagai Politeknik STTT Bandung pada tahun 1922. TIB
berperan besar dalam mendorong munculnya industri-industri tekstil di Manjalaya
Bandung juga pengetahuan terkait studi alat tenun, perendaman, desain pola,
dan manajemen usaha, meskipun perkembangan awalnya lambat. Namun, saat resesi
ekonomi melanda dunia pada tahun 1929, tekstil dari Jepang mulai
mendominasi dan produk tekstil Belanda kehilangan daya saing. Tentu,
Belanda gak mau kalah dan munculah ide buat ngembangin industri tekstil lokal.
Perusahaan-perusahaan besar mulai merekrut banyak tenaga kerja yang menganggur
dan melatih mereka di TIB supaya jadi pekerja tekstil handal. Cara ini terbukti
ampuh, sobat! Industri tekstil berkembang pesat, bahkan beberapa pekerja mulai
membuka industri rumahan di Bandung yang kemudian menyebar ke seluruh Indonesia,
juga ga sedikit orang dari berbagai daerah datang ke Bandung buat belajar
menenun.
(Kondisi Pabrik Tekstil Zaman
Kolonial)
Alhasil, Indonesia jadi kebanjiran
produk tekstil buatan sendiri! Pemerintah juga berupaya buat nahan impor
tekstil biar pasar dalam negeri gak kalah saing. Ya, walaupun Industri tekstil
kita tumbuh pesat bahkan kadang-kadang produksi berlebihan alias over
production, tenun buatan Indonesia masih belum bisa nyaingin produk
impor yang kualitasnya lebih bagus karena teknik pembuatannya yang rumit. Jadi,
bisa dibilang kebijakan pengendalian impor ini bikin pengusaha lokal
untung besar, terutama yang produksi sarung dan kain panjang. Pada tahun 1934,
sistem kuota impor diperluas hingga mencakup produk sarung, dengan tujuan
mengembalikan dominasi Belanda di pasar sarung yang sempat tergeser oleh produk
Jepang. Akhirnya, Belanda berhasil menguasai 90,8 persen pasar sarung dan
mengeluarkan Jepang dari pasar Jawa, ditulis oleh Resmi Setia dalam buku
Gali Tutup Lubang. It's Ordinary: Strategi Buruh Mengatasi Masalah dari
Masa ke Masa (2005).
Dengan sejarah panjang dan berbagai
tantangan yang dihadapi, industri tekstil Indonesia udah berkembang pesat dan
jadi salah satu sektor andalan dalam perekonomian. Dari masa penjajahan sampai
era modern ini, industri tekstil terus beradaptasi dan berinovasi untuk
menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, kita harus terus dukung dan
bangga pakai produk tekstil lokal agar industri ini semakin maju dan mampu
bersaing di pasar internasional!
Referensi:
https://wawasansejarah.com/industri-tekstil-majalaya/
https://stttekstil.ac.id/timeline/tib/
https://i1.wp.com/www.dataindustri.com/wpcontent/uploads/2015/04/tekstil.jpg?fit=1800%2C1200&ssl=1
No comments:
Post a Comment