Sobat KP, pernah denger tidak tentang Taman
Nasional Hoge Veluwe di Belanda? Destinasi wisata ini terkenal banget karena
pemandangannya yang damai dan asik buat nyantai, tapi dibalik keindahannya,
ternyata Hoge Veluwe juga punya cerita sejarah yang penting buat Indonesia.
Jadi, selain bisa buat liburan, kamu juga bisa ulik sejarah Indonesia. Mantap
kan?
(Tur Jachthuis Sint Hubertus)
Pertama, min KP mau bahas dulu soal keindahannya, ya sobat. Taman Nasional De Hoge Veluwe terletak di provinsi Gelderland tepatnya diantara Arnhem, Ede dan Apeldoorn. Hoge Veluwe ini luasnya hampir 55 ribu hektar dan punya bentang alam yang beragam, mulai dari hutan lebat, padang rumput, hingga padang pasir, lengkap dengan flora dan fauna yang kaya banget. Taman ini juga menawarkan banyak aktivitas seru untuk semua usia. Anak-anak bisa ikut Tur Penemuan Moeffie, menjelajahi rute ransel, berjalan bersama pemandu alam dan masih banyak aktivitas lainnya. Sementara itu, orang dewasa bisa memotong sendiri bunga heath, melihat pameran tentang mouflon, berlari di Hoge Veluwe Run, mengikuti tur Jachthuis Sint Hubertus, mengenal budaya Moldova, juga masih banyak lagi. Pokoknya, tempat ini surganya petualangan, deh!
(Anton dan Helene Kröller-Müller)
Selanjutnya, min KP bakal bahas
tentang sejarah Taman Nasional De Hoge Veluwe. Taman ini lahir dari “mimpi”
pasangan Anton dan Helene Kröller-Müller di awal abad ke-20 untuk
menyatukan alam dan seni. Anton, seorang pengusaha yang hobi berburu,
mulai membeli lahan sejak 1909, sementara itu Helene hobi mengoleksi karya
seni. Mereka berdua membangun taman ini dengan menghadirkan satwa liar, membangun
Jachthuis Sint Hubertus, juga helen yang sibuk untuk melengkapi koleksinya. Hal
ini terbukti dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, Helen berhasil
mengumpulkan 800 lukisan, sekitar 275 patung, sekitar 5.000 gambar dan lembaran
grafik, dan hampir 500 buah seni kerajinan. Di antara gambar dan lukisan
tersebut terdapat beberapa karya Vincent van Gogh. Sayangnya, krisis ekonomi
tahun 1922 membuat mereka kesulitan finansial, hingga akhirnya taman ini diserahkan
ke sebuah yayasan pada 1935 dengan bantuan pinjaman pemerintah. Koleksi
seni mereka pun menjadi bagian dari Museum Kröller-Müller. Sampai
sekarang, taman dan museum ini masih beroperasi sebagai dua entitas berbeda,
tetapi tetap bekerja sama menjaga warisan mereka.
Tapi, di balik keindahan dan
sejarahnya yang panjang, taman ini juga punya cerita sejarah yang penting buat
Indonesia. Jadi, tempat ini pernah jadi saksi bisu Perundingan Hoge Veluwe 1946,
antara Indonesia dan Belanda. Perundingan ini jadi salah satu usaha Indonesia
buat ngeyakinin Belanda kalau kita beneran udah merdeka. Dipimpin Sutan
Sjahrir dari pihak Indonesia dan Prof. Schermerhorn dari Belanda,
perundingan ini ngebahas soal pengakuan kedaulatan Indonesia. Sayangnya, perundingan
ini gagal karena usulan Indonesia ditolak. Belanda cuma mau ngakuin kedaulatan
Indonesia buat Jawa dan Madura aja, itu pun masih dikurangi daerah yang udah
mereka kuasai. Namun, meskipun perundingan ini gagal mencapai kesepakatan, Perundingan
Hoge Veluwe tetap memiliki arti penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Jadi, buat kamu yang suka liburan
sambil berpetualang dan belajar sejarah, Taman Nasional Hoge Veluwe ini tempat
yang tepat. Kamu bisa menikmati keindahan alamnya sambil mengenang perjuangan
Indonesia. Siapa tau, setelah keliling taman, kamu bisa jadi lebih menghargai
arti kemerdekaan. Jadi, kapan nih rencana liburan ke sini?
Ingin tahu lebih banyak mengenai hal menarik di Belanda? Silakan follow instagram dan tiktok kami di @kartapustaka atau hubungi kami di 085750579272 (Admin)
Referensi:
https://www.ruangguru.com/blog/perundingan-hooge-veluwe-upaya-indonesia-pertahankan-kemerdekaan
https://erfgoedstem.nl/kroller-muller-viert-80-jarig-bestaan-met-lancering-online-tijdlijn/
No comments:
Post a Comment