Bagi wisatawan
yang berkunjung ke Belanda, Zaanse Schans menjadi salah satu destinasi wisata
favorit untuk di kunjungi. Desa cantik dengan pemandangan indah perairan, kincir
anginnya yang berjejer, rumah kayu khas dan wangi cokelat menyeruak di udara.
Selama ini, para wisatawan di manajakan dengan bebas keluar masuk desa cantik
ini secara gratis. Tapi, siap-siap bagi para wisatawan yang berencana
berkunjung di tahun 2026. Kenapa? Yuk cari tau lebih dalam!
Pemerintah
kota Zaanstad baru saja mengumumkan rencana untuk memberlakukan tiket masuk
seharga €17,50 (sekitar Rp 300.000) bagi wisatawan yang ingin
mengunjungi Zaanse Schans. Lho, kok gitu? Tenang, ini bukan sekadar cari untung
aja ya sobat. Ada alasan penting di baliknya.
Dihantui
"Overtourism"
Bayangkan,
sebuah desa kecil dengan penduduk hanya sekitar 100 orang harus menampung 2,6
juta pengunjung dalam setahun (2024). Angka ini bahkan diprediksi akan
terus naik. Akibatnya? Hal tersebut membuat Zaanse Schans mengalami overtourism
(pariwisata berlebihan). Dampaknya nggak main-main, ya sobat. Berikut beberapa
dampak yang bisa terjadi jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti:
- Kerusakan Bangunan: Overtourism
yang terjadi diikuti tanpa adanya pengawasan dan perawatan yang benar bisa
memperbesar peluang terjadinya kerusakan bangunan seperti kincir angin
atau bangunan bersejarah lainnya.
- Privasi Warga Terganggu: Banyak
turis yang kurang menyadari bahwa terdapat beberapa bangunan yang
ditinggali oleh masyarakat di sana. Mereka masuk ke kebun pribadi,
mengintip lewat jendela, bahkan menimbulkan suara-suara yang mengganggu
tanpa disadari, sehingga warga lokal merasa kehilangan privasi mereka.
- Kualitas Hidup Menurun: Banyaknya
turis didapati antrean turis untuk berswafoto yang mengular, jalanan yang
padat, dan fasilitas umum yang kewalahan membuat desa ini jadi kurang
nyaman bagi warga lokal bahkan turis itu sendiri.
Singkatnya,
bisa dibilang popularitas Zaanse Schans justru mengancam kelestariannya.
Lalu Penarikan
Uang Tiketnya Buat Apa?
Nah, pemerintah Zaanstad
menegaskan bahwa pendapatan dari tiket masuk ini akan sepenuhnya digunakan
untuk:
- Investasi
Pelestarian:
Merawat dan memperbaiki kincir angin serta bangunan-bangunan bersejarah.
- Peningkatan Fasilitas:
Membangun toilet baru, memperbaiki jalan, dan meningkatkan keamanan di
seluruh area.
- Menjaga Keseimbangan:
Menciptakan keseimbangan antara pariwisata dan kualitas hidup penduduk
setempat.
Alderman Wessel Breunesse dari
Zaanstad berkata bahwa, "Warisan ini berada di bawah tekanan yang berat,
dan tidak ada anggaran yang tersedia untuk berinvestasi dalam pelestariannya.
Kami ingin mencapai pelestarian ini tanpa bergantung pada uang pajak Zaanse.
Minat wisatawan internasional menawarkan peluang emas untuk menghasilkan
pendapatan yang diperlukan bagi investasi yang dibutuhkan untuk melestarikan
Zaanse Schans."
Apakah ada
Keuntungan untuk Turis?
Eits, tapi tunggu dulu. Harga
€17,50 itu ternyata bukan cuma buat "tiket izin masuk". Tapi, tiket
ini sudah termasuk akses ke beberapa tempat juga, seperti:
- Masuk
ke dalam salah satu kincir angin
untuk melihat cara kerjanya.
- Tiket
masuk museum desa,
yang memiliki lukisan kincir legendaris.
Jadi,
bisa dibilang ini adalah tiket terusan yang membuat pengalaman wisatamu lebih
lengkap dan praktis.
Pro
dan Kontra
Tentu saja, rencana ini menuai
berbagai reaksi.
- Pihak Kontra: Para
pemilik toko suvenir dan restoran khawatir bisnis mereka akan anjlok.
Mereka cemas turis dengan budget terbatas, terutama keluarga, akan
berpikir dua kali untuk datang.
- Pihak
Pro: Banyak
juga turis yang setuju. Mereka merasa biaya tersebut sepadan jika bisa
menikmati desa yang lebih terawat, tidak terlalu ramai, dan pada akhirnya
membantu menyelamatkan warisan budaya yang unik ini.
Zaanse
Schans bukanlah yang pertama. Venesia di Italia, Bhutan, dan bahkan desa
Penglipuran di Bali juga sudah menerapkan biaya masuk untuk mengendalikan
dampak pariwisata.
Jadi, gimana menurut kalian para
sobat KP? Apakah tiket masuk ini adalah langkah yang tepat untuk menyelamatkan salah
satu desa unik di Belanda ini, atau justru akan membuat turun eksistensinya?
Referensi:
https://www.bbc.com/news/articles/cn4ly3mr443o
https://www.zaanseschans.com/en/spice-mill-de-huisman/
No comments:
Post a Comment